Hampir
dan mungkin semua orang tahu cabang olahraga sepakbola. Olahraga yang satu ini
merupakan olahraga yang popular ketimbang basket, tenis, golf. Mungkin orang
akan lebih tahu siapa itu Maradona, Ronaldo daripada Kobe Bryant, Lebron James,
Roger Federer, Rafael Nadal atau bahkan mungkin Tiger Woods. Dari anak kecil
sampai orang tua, entah laki-laki atau perempuan banyak yang suka dengan
olahraga ini.
Berbagai stasiun televisi seakan berlomba membeli hak siar untuk menyajikan program sepakbola. Dari liga Itali dengan unggulan derbi Della Madonnina, liga Inggris dengan sebutan Big Match nya, liga Spanyol dengan El Classico nya. Karena hal ini lah, masing-masing negara penyelenggara liga sepak bola dibawah FIFA, berusaha untuk terus memperbaiki kualitas permainan sepakbola baik dari segi regulasi, teknologi nya, untuk berlomba menjadi liga yang paling baik diantara liga dari negara lain.
Terkait
dengan teknologi, mungkin kita mengenal apa itu gol hantu, atau mungkin kita
belum tahu apa itu gol hantu? Mari kita lihat gambar-gambar berikut :
Gol
kah itu? Iya, “SEHARUSNYA”, kenapa seharusnya, karena ternyata sang pengadil
tidak mengesahkan bola itu sebagai gol. Sebagai penonton, kita disuguhi dengan
bidikan-bidikan kamera yang mampu merekam dan men-slow tayangan sehingga tampak
jelas apa yang seharusnya diputuskan. Tetapi apapun itu, keputusan wasit adalah
finalnya.
Banyak
“gol hantu” yang terus berulang yang pastinya merugikan salah satu tim dalam
pertandingan. Hal ini lah yang membuat FIFA, sebagai Federasi sepak bola
internasional, melakukan terobosan-terobosan guna membantu sang pengadil untuk
lebih “ADIL” dalam memimpin pertandingan, terobosan tersebut terkait dengan
mencoba improvement teknologi, diantaranya “HAWK EYE dan GOALREF”. Dua teknologi
ini masih diuji dan FIFA belum diputuskan teknologi apa yang akan dipakai.
HAWK EYE
Dari
namanya terdengar hampir seperti nama pesawat. Sesuai dengan namanya, Hawk eye
(mata elang), adalah burung yang memiliki kemampuan untuk melihat mangsanya
dari jarak yang jauh. Mungkin pengertian ini digunakan untuk mewakili bagaimana
kerja teknologi ini.
Teknologi
hawk eye menggunakan 6-7 kamera yang dipasang pada beberapa titik. Kamera ini
nantinya akan langsung mengarah ke gawang yang akan merekam dengan jelas posisi
bola dari garis gawang dengan visual dari beberapa sudut, hasil dari rekaman
ini akan langsung terhubung ke jam tangan wasit yang telah didesain khusus. Sehingga
dapat diputuskan terjadi gol atau tidak. Tetapi sayangnya teknologi ini
memiliki kelemahan, karena bola tidak akan terdeteksi jika berada dibawah tubuh
penjaga gawang.
Teknologi
yang kedua adalah goalref yang berasal dari Denmark dan Jerman. Teknologi ini
mungkin lebih rumit dan kompleks daripada hawkeye. Cara kerja teknologi ini
adalah menggunakan sinyal
magnetik. Sebuah chip akan ditanamkan
dalam bola, sementara sebuah perangkat elektronik yang lain dipasang pada tiang
gawang. Ketika bola melewati batas gawang, Sebuah
sinyal langsung disampaikan
kepada wasit lewat jam tangan dan benar-benar lebih cepat dari asisten wasit.
Meskipun
teknologi ini terbilang canggih, krtitikan tetap saja muncul, terkait dengan
pengaruh teknologi dengan kualitas bola, selain itu juga ditakutkan dengan
rentannya kondisi chip di dalam bola.
FIFA
mungkin memilah-milah, teknologi mana yang akan dipakai, tetapi akan lebih baik
jika kedua teknologi ini bisa dipergunakan bersama-sama, sehingga penonton pun
bisa ikut memutuskan secara tampilan visual, layak atau tidaknya sebuah gol.
No comments:
Post a Comment