Fenomena Pendaki

Saya masih ingat, ketika awal mendaki tahun 2008, gunung belum seramai sekarang. Ketika mendaki merbabu waktu itu, masih bisa dihitung jumlah pendaki yang ada. Entah kapan tepatnya, yang jelas dengan tayangnya salah satu film Indonesia, ‘5cm” yang mengexplore gunung semeru dengan segala keindahan alamnya yang dikemas menarik, membuat para jiwa muda berlomba-lomba buat naik gunung, dan sejak itu pula gunung menjadi salah satu lokasi “objek wisata”.

Para pendaki pemula, yang dibayangkan adalah yang ada di film, yang sepertinya naik gunung itu mudah, tinggal jalan aja, ntar kan sampai. Jika kamu sudah menginjak kaki di atas gunung, dan berniat naik, maka mulai dari itu kamu harus siap dengan semua kondisi yang ada di alam. Yang perlu diketahui, naik gunung bukanlah camping ceria, yang kamu cukup bawa tenda, makanan, gitar. Perlu juga persiapan fisik, perlengkapan dan tentunya mental.

Jadi, tidak heran belakangan ini, korban nyawa yang notabene adalah pendaki semakin banyak dari tahun-tahun yang dulu. Entah tersesat, perlengkapan yang tidak mumpuni, atau karena sakit, bahkan jatuh karena nekat kebablasan selfie. Sebenarnya, tidak ada larangan kalau kamu mau mendaki, asal kita siap segalanya, dan bukan hanya itu, menjaga lingkungan ketika mendaki, juga harus diutamakan, harus ada etika dari para pendaki untuk menjaga diri sendiri dan alam ini untuk tetap lestari.

Tanyakan dirimu, motivasi apa yang membuatmu rela bercapek-capek untuk menggapai atap gunung. Kalau dulu, kebanyakan pendaki bahkan hampir semua mungkin, mendaki adalah menikmati alam, tetapi sekarang tentunya motivasi pendaki tentu beragam, dari menikmati alam hingga coba-coba.

Yang jelas, gunung bukan “objek wisata” yang kita bisa naik dan turun seenaknya. Jadi, persiapan yang matang diperlukan. Karena itulah, para pendaki mengenal istilah, jangan mengambil apapun kecuali gambar, jangan meninggalkan apapun kecuali tapak kaki atau jejak, jangan membunuh apapun kecuali waktu dan yang terpenting jangan pernah tinggalkan sampahmu di atas gunung, bawa turun dan nikmatilah gunung dengan cara yang lestari juga.