Kisah
Islamnya Prof. Alfred Kroner (Pakar Geologi Terkemuka)
Nabi
Muhammad Bersabda :
تَقُوْمُ السَّاعَةُ
حَتَّى تَعُوْدَ
جَزيرَةُ الْعَرَبِ
مُرُوْجًا وَ
أَنْهَارًا
"Kiamat
tidak akan terjadi sampai jazirah Arab kembali penuh dengan padang-padang
rumput dan sungai-sungai." (HR. Muslim)
“Negeri-negeri
Arab akan kembali menjadi dataran berpadang rumput dan dipenuhi sungai-sungai.”
(Prof. Alfred Kroner)
Prof.
Alfred Kroner adalah seorang ahli ilmu bumi (Geologi) terkemuka di dunia, dari
Departemen Ilmu Bumi Institut Geosciences, Johannes Gutenburg University,
Mainz, Jerman. Lingkungan Eropa tempat beliau tinggal yang sekuler itu telah
membuatnya menjadi seorang atheis yang tidak beriman sama sekali terhadap
agama-agama samawi.
KISAH
KEISLAMANNYA
Prof.
Alfred Kroner ketika itu menghadiri seminar Geologi di Fakultas Ilmu Bumi
(Geologi) di King Abdul Aziz University, Arab Saudi. Di sana beliau bertemu
dengan salah seorang da’i muslim yang bernama Abd al-Majid al-Zindani. Kemudian
terjadi perbincangan diantara mereka berdua ;
Abd
al-Majid al-Zindani : “Tahukah anda bahwa jazirah Arab tadinya adalah padang
rumput yang subur dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang mengalir?”
(Padang
pasir yang kita lihat sekarang ini dulunya merupakan daerah padang rumput yang
subur dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang mengalir, Subhanallah!)
Prof.
Alfred Kroner : “Permasalahan itu telah diketahui dunia dan merupakan fakta
ilmiah yang tidak mungkin diabaikan. Para ilmuwan Geologi mengetahui hal itu.
Jika anda menggali tanah di jazirah Arab maka anda akan menemukan
peninggalan-peninggalan yang menunjukkan kebenaran itu. Buktinya banyak sekali,
salah satunya adalah peninggalan-peninggalan yang ditemukan di bawah bebatuan.”
Abd
al-Majid al-Zindani : “Apakah anda mempunyai bukti bahwa jazirah Arab akan
kembali menjadi padang rumput yang subur dan dipenuhi oleh sungai-sungai?”
Prof.
Alfred Kroner : “Hal itu adalah suatu kebenaran yang telah kami ketahui. Kami
para pakar Geologi telah mengukur dan menghitungnya. Kami dapat memperkirakan
kapan itu akan terjadi, tidak lama lagi.”
Abd
al-Majid al-Zindani : “Mengapa bisa demikian?”
Prof.
Alfred Kroner : “Karena kami dulu telah mempelajari sejarah bumi dan kami
menemukan bahwa bumi melewati beberapa fase. Di antara fase-fase tersebut ada
satu periode yang dikenal dengan ‘era salju’ (snow age).”
Abd
al-Majid al-Zindani “Apa yang dimaksud dengan ‘era salju’ itu?”
Prof.
Alfred Kroner : “Maksudnya adalah, sebagian besar air berubah menjadi es dan
berkumpul di kutub utara yang beku kemudian bergerak perlahan-lahan ke selatan.
Ketika bergerak ke selatan tentu itu akan mempengaruhi cuaca pada tanah yang
ada di sekitarnya. Hal ini akan membuat Semenanjung Arabia menjadi dingin
karena kedekatannya dengan daerah selatan. Maka ketika itu negeri-negeri Arab
menjadi negeri-negeri yang paling subur dan hijau dengan sungai-sungainya yang
mengalir. Saya sudah menghubungkan antara aliran-aliran sungai dan hujan di
daerah Abha dengan yang terjadi di Eropa Utara.”
Abd
al-Majid al-Zindani : “Iya, kami percaya itu.”
Prof.
Alfred Kroner : “Iya, sebab ini adalah fakta ilmiah yang tidak dapat dibantah.”
Abd
al-Majid al-Zindani : “Coba sekarang anda dengarkan salah satu hadits Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam berikut yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim ; ‘Hari kiamat tidak akan datang sampai negeri Arab kembali menjadi
dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai.’ “
Abd
al-Majid al-Zindani kemudian melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan ; “Siapa
yang memberi informasi kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam
bahwa tanah Arab dulunya adalah dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan
sungai-sungai?”
Prof.
Alfred Kroner berpikir, kemudian beliau menjawab : “Bisa jadi ilmuwan Roma.”
Abd
al-Majid al-Zindani kemudian bertanya lagi : “Lalu siapa yang memberitahu Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam bahwa tanah Arab akan kembali menjadi
dataran berpadang rumput dan dipenuhi sungai-sungai yang mengalir?”
Prof.
Alfred Kroner kembali berpikir, kemudian beliau menjawab : “Tentu dari yang
mengetahui alam raya ini ; Tuhan.”
Abd
al-Majid al-Zindani : “Itu pendapat anda, tulislah!”
Prof.
Alfred Kroner kemudian berkata : “Fakta ilmiah yang saya temukan dalam
Al-Qur’an dan al-Sunnah (Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam)
telah membuat saya kagum. Kami para ahli Geologi belum mendapatkan bukti atas
kebenaran itu kecuali baru-baru ini melalui riset modern. Ini menunjukkan bahwa
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam tidak mendapatkan informasi itu
kecuali dari Yang Mahatinggi!”
Pertemuan
antara Prof. Alfred Kroner dengan da’i Islam ini hanya berlangsung selama dua
jam setengah. Akhirnya setelah itu sang Profesor Geologi terkemuka yang awalnya
adalah tokoh atheis besar Jerman itu menyatakan diri masuk Islam. Subhanallah.
APA
YANG BISA KITA PETIK DARI KISAH INI?
Sungguh,
begitu banyak fakta yang telah disebutkan sejak abad ke-7 di dalam Al-Qur’an
dan juga di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam, baru
bisa diketahui dan dibuktikan secara ilmiah oleh umat manusia selang 14 abad
kemudian, semua itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi
orang-orang yang berpikir, semua itu adalah bukti nyata bahwa Al-Qur’an
benar-benar berasal dari Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi was sallam adalah benar-benar utusan-Nya, sesuai firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an ;
“Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu
benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushshilat : 53)
Orang-orang
yang masih bisa berpikir dengan akal sehat pasti akan menemukan kebenaran yang
sesungguhnya dalam Islam. Prof. Alfred Kroner adalah salah satu contohnya,
beliau mengakui tidak mungkin bagi seorang manusia pada 14 abad yang lalu sudah
mengetahui bahwa jazirah Arab akan kembali menjadi dataran berpadang rumput,
karena beliau dan para ahli Geologi lainnya di seluruh dunia pun baru
mengetahui fakta ilmiah itu dalam beberapa tahun belakangan ini melalui riset
modern yang panjang, jadi tidak mungkin seorang manusia pada 14 abad yang lalu
mengetahui fakta itu kecuali mendapatkan informasi dari Tuhan Yang Maha
Mengetahui, yang menciptakan seluruh alam semesta ini.
Sungguh,
sekarang ini adalah zaman di mana segala sesuatu tunduk kepada ilmu
pengetahuan. Namun sejak awal ilmu pengetahuan tunduk kepada Sang Penciptanya,
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
No comments:
Post a Comment